Cari Blog Ini

Jumat, 25 Desember 2009

Ruang Kontemplasi

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. ayahnya memberi dia sekantung penuh paku dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.
Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke harinya. dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar. akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebtang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. hari-hari berlalu dan akhirnya tiba hari dimana semua paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah mengajak anaknya ke pagar dan berkata:
"Anakku kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lobang yang ada di pagar. Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka sepertipada pagar.
Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meningglakan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.
Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka.mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. mereka bersedia mende4ngarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. tunjukkanlah kepada temanmu betapa kau menyukai mereka. untuk mengakhiri: "keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kep[ada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia.
(alesandro manzoni)

Rabu, 25 November 2009

Pengadilan di Ambang Sunyi

lama aku menghirup nafas bumi
sekedar mempertahankan gerak agar tetap hidup
banyak laku kujalani
hanya untuk mengisi warna-warni misteri
senandung rindu ibu masih terekam dalam
meski hati telah pekat oleh nista
jiwa terasa terpasung
tak sebebas kepakan sayap angkasa
inikah karma
ataukah balasan
kurang panjangkah bibirku melantunkan nada syukur
pintaku sangat pada sang Ghofur
tuk menyelamatkan nurani yang hampir hancur
ku tak mau sekarat murtad mendekat
tetapi kuingin ibadah rajin menjalin
apa kata lidahku?
kemana ayunan kakiku?
bagaimana gerak tanganku?
apa yang terjadi pada Qolbuku?
Hukumanku adalah adilMU
Pahalaku adalah rahmatMU
sudilah Kau tunjukkan muaraMU
kan kurenangi walau lelah merajaiku
letihku tak berarti jika CintaMU
selalu menyertai.